Ilmu
Hikmah adalah suatu amalan spiritual yang berupa ayat Alqur’an, doa-doa
tertentu, hizib atau mantra-mantra suci yang berbahasa Arab dan
diimbangi dengan laku batin untuk mendekatkan kepada Allah dan
membersihkan jiwa dari berbagai penyakit hati. Yang disebut mantra suci
adalah mantra yang isi kandungannya tidak melanggar syariat islam. Ilmu
Hikmah bisa dipelajari dengan amalan berupa dzikir, tabarruk,
menyendiri, membersihkan hati, bersikap bijaksana atau riyadhoh tertentu
sesuai ajaran para guru / ulama.
Ilmu Hikmah banyak
sekali manfaatnya, mencakup segala urusan dunia dan akhirat. Ilmu Hikmah
bisa untuk menyelesaikan berbagai macam masalah kehidupan, membantu
kita kuat dalam mengarungi kehidupan yang penuh cobaan, merupakan sarana
memohon perlindungan kepada Allah, mempermudah jalan usaha/rezeki kita,
memperbaiki perilaku atau akhlak diri kita, mengubah perilaku buruk
menjadi baik, menerangi hati yang gelap menjadi terang-benderang,
memberi kegembiraan bagi yang sedih, memberi kekuatan bagi yang merasa
lemah, membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT dan bisa juga sebagai
sarana amal ibadah untuk mendapatkan ridho Allah.
Ilmu Hikmah berbeda
dengan ilmu kesaktian para pendekar yang bisa dipamerkan atau
disombongkan. Justru pantangan utama dalam mempelajari ilmu hikmah
adalah kesombongan atau merasa punya kehebatan. Kunci dalam ilmu hikmah
adalah memohon pertolongan dan rahmat dari Allah agar dalam menjalani
hidup di dunia ini, kita diberi keselamatan, kelancaran, kesuksesan,
kemudahan, kebahagiaan dan segala hal baik yang kita butuhkan. Juga agar
perjalan kita di akhirat nanti diberi kelancaran hingga kita bisa
bertemu Allah Yang Maha Besar.
Oleh karena itu, inti
dari Ilmu Hikmah sebenarnya adalah mendekatkan diri dan menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah. Hingga kita sama sekali tidak merasa punya
kehebatan. Karena tiada daya dan upaya yang mampu hamba lakukan kecuali
karena adanya Allah semata.
Menurut kamus bahasa
Arab, al-Hikmah mempunyai banyak arti. Diantaranya, kebijaksanaan,
pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian,
keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), dan al-Qur'anul karim. (Kamus
al-Munawir: 287).
Sedangka Imam al-Jurjani dalam kitabnya memberikan makna al-Hikmah secara bahasa artinya ilmu yang disertai amal (perbuatan).
Orang yang ahli ilmu Hikmah disebut al-Hakim, bentuk jamaknya (plural)
adalah al-Hukama'. Yaitu orang yang mengamalkan ilmunya di jalan yang
benar.
Al-Hikmah juga
bermakna kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya
menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional). Al-Hikmah juga
merupakan ungkapan dari perbuatan seseorang yang dilakukan pada waktu
yang tepat dan dengan cara yang tepat pula. (Al-Qur'an, Tafsir wa Bayan;
412).
Dan dalam kosa kata
bahasa Indonesia, kata Hikmah mempunyai tiga arti. Pertama, hikmah
diartikan kebijaksanaan dari Allah. Kedua, hikmah diartikan sebagai
sakti atau kesaktian (kekuatan ghaib). Ketiga hikmah diartikan sebagai
manfaat dari sesuatu.
Para ulama' tafsir rahimahumullah juga mempunyai definisi masing masing tentang Ilmu Hikmah. Yang mana
antar pendapat tersebut saling berkaitan dan melengkapi satu sama lain.
Imam Mujahid mengartikan al-Hikmah adalah "Benar dalam perkataan dan
perbuatan".
lbnu Zaid memaknai
Ilmu Hikmah adalah cendekia dalam memahami agama. Malik bin Anas
mengartikan Ilmu Hikmah adalah pengetahuan dari pemahaman yang dalam
terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya."
Ibnul Qasim
mengatakan, Ilmu Hikmah adalah memahami ajaran agama Allah lalu
mengikutinya dan mengamalkannya." Imam Ibrahim an-Nakho'i mengartikan
Ilmu Hikmah adalah memahami apa yang dikandung Al-Qur’an."
lmam as-Suddiy
mengartikan al-Hikmah dengan an-Nubuwwah (hal-hal yang berkaitan dengan
kenbian). Ar-rabi' bin Anas berkata mendefinisikan Hikmah sebagai rasa
takut kepada Allah. Sedangkan Hasan al-Bashri memakna hikmah sebagai
"Sifat wara' atau hati-hati dalam masalah halal dan haram.
Imam at-Thabari
rahimahullah menambahkan, “Menurut kami, makna Ilmu Hikmah yang tepat
adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya
kecuali melalui penjelasan Rasulullah. Dengan begitu al-Hikmah disini
berasal dari kata al-Hukmu yang bermakna penjelasan antara yang haq dan
yang bathil. Seperti kalimat al-Jilsah berasal dari kata al-Julus. Kalau
dikatakan bahwa si Fulan itu orang yang Hakim, berarti dia itu orang
yang benar dalam perkataan dan perbuatan." (Kitab Tafsir at-Thaban: 1/
557).
Dari berbagai definis
Ilmu Hikmah yang disampaikan oleh ulama-ulama besar di atas, kita dapat
menyimpulkan bahwa Ilmu Hikmah bukanlah sekedar bacaan dzikir yang
dibaca rutin setiap hari. Ilmu Hikmah mencakup segala perbuatan kita,
baik perbuatan kita kepada diri kita, kepada sesama, kepada alam dan
bakti kita kepada Allah. Jelas sudah bahwa, orang yang mengamalkan Ilmu
Hikmah hendaknya berusaha berperilaku bijaksana dalam segala hal. Dengan
demikian Allah memberkahi segala amal perbuatan kita.
Ilmu hikmah bukanlah
ilmu sihir yang melibatkan bantuan jin atau syetan. Sehingga bisa
dipamerkan di tempat-tempat keramaian, dijadikan sebagai bahan
pertunjukan, dipelajari dalam waktu sekejap, dimiliki dengan
ritual-ritual khusus, atau diperjual-belikan dengan harga tertentu.
Ilmu Hikmah adalah
ilmu spiritual islam yang membimbing kita mengenal ajaran-ajaran Allah
dan sunnah Rasul-Nya, sehingga kita bisa mengetahui mana yang halal dan
mana yang haram, mana yang diperintahkan dan mana yang
dilarang. Dengan ilmu hikmah seperti itulah, kita akan menjadi orang
yang benar dalam perkataan dan perbuatan. Itulah sejatinya ilmu Hikmah.
Apabila kita
memperhatikan definisi ilmu Hikmah yang disampaikan oleh para ulama' di
atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu Hikmah itu ada sumbernya,
yaitu al-Qur'an dan a-Hadits. Keduanya merupakan referensi ilmu Hikmah
yang sebenarnya. Apabila ada kitab-kitab lain yang mengajarkan ilmu
hikmah, tapi ternyata bertentangan atau menyimpang dari al-Qur'an dan
al-Hadits, berarti itu adalah ilmu Hikmah palsu atau gadungan.
Setiap orang islam
boleh mempelajari sumber ilmu Hikmah, yaitu dengan mengkaji al-Qur'an
dan as-Sunnah. Hanya saja daya serap otak kita, tingkat pemahaman kita,
serta kemampuan kita untuk mengamalkan isi kandungannya, akan berbeda
satu sama lainnya. Kitab al-Qur'an dan al-Hadits yang kita pelajari,
boleh sama. Tapi daya tangkap kita, dan akurasi pemahaman makna terhadap
teks yang tertulis akan berbeda satu sama lain. Begitu juga kemampuan
dalam mempraktikkan ilmu yang telah diketahui. Tidak semua orang yang
membaca al-Qur'an dan al-Hadits, serta-merta memahami maknanya. Dari
sekian orang yang paham maknanya, ternyata tidak semua mampu
mempraktekkannya dalam perkataan dan perbuatannya.
Oleh karena
keterbatasan kita dalam memahami kandungan dari Al-Qur’an dan Hadis,
maka para ulama atau para wali telah membuat panduan-panduan Ilmu Hikmah
yang praktis yang bisa dilakukan oleh masyarakat awam yang belum punya
kesempatan untuk mempelajari kandungan Al-Qur’an dan Hadis secara
mendalam. Karena sesungguhnya dalam Al-Qur’an terkandung banyak sekali
rahasia yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang dibukakan hatinya
oleh Allah.
Kemampuan memahami
secara mendalam terhadap al-Qur'an dan as-Sunnah itulah anugerah yang
besar dari Allah yang tidak bisa dimiliki oleh setiap orang, begitu juga
kemudahan dalam mengamalkannya. Apabila kita dianugerahi oleh Allah
kemudahan dalam memahami agama ini dari sumbernya, dan kemampuan untuk
mempraktikkannya dalam kehidupan, serta mengajarkannya kepada yang lain,
berarti kita termasuk hamba yang diberi ilmu Hikmah. Dan itulah
anugerah Allah termahal dan terindah, sebagaimana dijelaskan dalam surat
al-Baqarah ayat 269. Sehingga dengan ilmu itu perkataan dan perbuatan
kita benar, sesuai dengan syari'at Islam.
Simaklah perkataan Imam Nawawi rahimahullah saat
dia menjelaskan tentang iimu Hikmah yang sebenarnya. Imam an Nawawi
berkata, "Ilmu al-Hikmah adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum
agama yang lengkap untuk mengenal Allah yang diiringi dengan tajamnya
pikiran dan lembutnya jiwa serta mulianya akhlak. Merealisasikan
kebenaran dan mengamalkannya, berpaling dari hawa nafsu dan kebathilan."
(Kitab Faidhu Qadir: 3/ 416).
Sedangkan al-Hafizh
Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menyimpulkan bahwa makna al-Hikmah
yang tepat adalah pemahaman yang mendalam terhadap kandungan kitab
al-Qur'an. Iman dan hikmah biasanya berdampingan, walaupun kadang terdapat juga hikmah yang tidak bersandingan dengan iman." (Kitab Fathul Bari: 7/ 205).
Itulah wujud dari
kemuliaan sejati, karena kita bisa menjadi hamba yang taat, dengan
kemampuan kita untuk mengetahui perintah-perintah-Nya lalu mentaatinya.
Dan mengetahui larangan-larangan-Nya lalu menjauhinya. ltulah sifat
hamba yang bertakwa dan berhak menjadi orang yang paling mulia. “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa." Begitulah Allah menjelaskan standar kemuliaan sejati dalam surat al-Hujurat ayat 13.
Dalam al-Qur'an disebutkan, “Allah
menganugrahkan al-Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan
barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, ia benar-benar telah
dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah: 269).
Demikian adalah
penjelasan Ilmu Hikmah menurut pemahaman kami yang terbatas. Semoga
penjelasan tentang Ilmu Hikmah ini bisa memberi wawasan kepada Anda
untuk lebih memahami Ilmu Hikmah yang sesungguhnya. Bagi kami, tidak
masalah apabila ada orang lain yang punya pemahaman berbeda terhadap
arti Ilmu Hikmah, karena bagi kami perbedaan itu sendiri adalah wajar
dan harus disikapi dengan penuh hikmah (kebaikan dan kebijaksanaan).
Ilmu Hikmah adalah
ilmu yang disertai amal perbuatan nyata sehingga kita menjadi manusia
yang bijaksana dalam bertindak, lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan
keberkahan dalam usaha mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan
belajar ilmu hikmah bukanlah untuk menjadi sakti atau menjadi hebat,
tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga Allah memberikan
kemudahan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar